Marak Judi Online, Ketua PAFI Gambir: Ancaman Nyata untuk Kesehatan Mental
JAKARTA – Marak Judi Online Perkembangan teknologi digital yang begitu pesat di tengah masyarakat urban ternyata membawa konsekuensi serius di balik kemudahan akses informasi dan hiburan. Salah satunya adalah maraknya praktik judi online yang kini semakin tak terkendali di wilayah ibu kota.
Marak Judi Online
Melihat fenomena ini, Ketua Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI) Kecamatan Gambir, Jakarta Pusat, Sdr. Elvira Nasution, S.Farm., angkat bicara. Dalam konferensi pers yang digelar di salah satu klinik komunitas pada Minggu (16/6), ia menekankan bahwa kecanduan judi online kini menjadi ancaman nyata bagi kesehatan mental masyarakat, khususnya generasi muda perkotaan.
“Kami sudah mulai menerima banyak laporan dari rekan-rekan farmasis dan tenaga kesehatan bahwa warga yang datang ke apotek atau klinik ternyata mengeluhkan gangguan cemas, insomnia, hingga depresi, yang setelah digali ternyata berakar dari kebiasaan berjudi secara daring,” ujar Elvira.
Kecanduan Digital Berwajah Judi: Sebuah Fenomena Sosial Baru
Menurut data observasi internal PAFI Gambir, peningkatan aktivitas judi online di Jakarta tidak hanya terjadi di kalangan dewasa muda, tetapi juga mulai menyasar pelajar dan mahasiswa. Hal ini diperparah dengan iklan masif dan promosi yang menyamar dalam bentuk konten hiburan ringan di media sosial.
“Kecanduan ini sering tidak disadari. Awalnya iseng, lalu rutin, kemudian jadi kebutuhan. Banyak yang bahkan menyisihkan uang belanja atau meminjam uang demi mengejar kemenangan instan yang semu,” kata Elvira menegaskan.
PAFI Gambir menyebut tren ini sebagai bentuk “kecanduan digital berwajah judi”—di mana seseorang larut dalam permainan online berbasis taruhan dengan harapan untung besar dalam waktu cepat.
Dampak Psikologis yang Nyata dan Mengkhawatirkan Marak Judi Online
Elvira menjelaskan bahwa paparan jangka panjang terhadap game judi online dapat mengacaukan sistem pengendalian emosi seseorang. Hal ini dikarenakan permainan jenis ini memanfaatkan skema variable reward, di mana kemenangan diberikan secara acak dan menciptakan efek psikologis mirip dengan zat adiktif.
“Otak terus dipacu untuk berjudi. Ketika kalah, otak frustrasi, ketika menang, muncul sensasi bahagia sementara. Kalau terus berulang, ini bisa memicu gangguan kecemasan, stres kronis, hingga depresi berat,” imbuhnya.
Tak hanya kesehatan mental, kesehatan fisik pun ikut terdampak. Banyak pasien yang datang dengan keluhan seperti sulit tidur, sakit kepala berkepanjangan, serta ketegangan otot akibat terlalu lama menatap layar sambil bermain slot atau poker daring.
Bukan Masalah Individu, Tapi Masalah Kesehatan Masyarakat
PAFI Gambir menilai bahwa maraknya kecanduan judi online bukan semata masalah personal, melainkan sudah menjadi persoalan kesehatan publik yang mendesak.
Selain aspek medis, efek domino dari kecanduan ini juga menyentuh sisi sosial dan ekonomi masyarakat. Beberapa kasus ekstrem menunjukkan individu yang rela menjual barang rumah tangga atau melakukan pinjaman online ilegal demi mempertahankan kebiasaan berjudi.
“Kami tidak bisa diam. Ini bukan lagi sekadar masalah moral atau gaya hidup, tapi masalah kesehatan jiwa yang harus ditangani secara serius dan sistematis,” kata Elvira.
Langkah Nyata PAFI Gambir: Edukasi dan Kolaborasi Lintas Sektor
Untuk menghadapi ancaman ini, PAFI Gambir mengambil inisiatif menggelar serangkaian program edukasi bertajuk “Stop Judi Digital, Pulihkan Diri”. Program ini menyasar kalangan pelajar, orang tua, serta komunitas pengguna aktif media sosial di wilayah Jakarta Pusat.
Selain itu, PAFI juga tengah menjalin kerja sama dengan Dinas Kesehatan DKI Jakarta dan Kominfo untuk melakukan advokasi agar pemerintah daerah mengambil langkah preventif dan represif, seperti:
-
Penyaringan akses aplikasi judi
-
Penertiban promosi judi terselubung
-
Penyediaan layanan konseling gratis bagi masyarakat terdampak
Peran Farmasis: Garda Depan Edukasi dan Deteksi Dini
Ketua PAFI Gambir juga menekankan bahwa farmasis memiliki peran strategis dalam memerangi kecanduan judi online. Sebagai tenaga kesehatan yang paling dekat dengan masyarakat, farmasis dinilai mampu menjadi garda depan dalam mendeteksi tanda-tanda awal kecanduan.
“Kami instruksikan rekan-rekan farmasis untuk lebih aktif mengedukasi pasien yang datang, terutama bila terlihat ada pola gejala yang berkaitan dengan kecemasan atau stres berat,” tegasnya.
PAFI Gambir pun mendorong apotek-apotek di bawah jajarannya untuk menyiapkan brosur atau leaflet khusus yang berisi informasi singkat tentang bahaya kecanduan judi digital, sekaligus nomor hotline bantuan psikologi dan layanan konseling.
Harapan dan Seruan Terbuka kepada Pemerintah dan Masyarakat
Dalam penutup wawancaranya, Elvira Nasution menyampaikan harapan agar seluruh pihak, baik pemerintah, masyarakat, maupun pemangku kepentingan di sektor teknologi digital, turut terlibat dalam mengatasi masalah ini secara kolektif.
“Kalau kita diam, generasi muda kita yang akan hancur pelan-pelan. Judi online memang terlihat sepele, tapi dampaknya sangat dalam. Mari kita edukasi dan lindungi mereka sejak sekarang,” pungkasnya.
Kesimpulan: Judi Online Bukan Sekadar Hiburan, Tapi Ancaman Kesehatan
Fenomena judi online bukan hanya tantangan moral, tapi juga krisis kesehatan yang nyata. PAFI Gambir melalui Ketua Elvira Nasution telah mengambil langkah proaktif untuk menyuarakan kekhawatiran dan solusi. Kini, saatnya masyarakat ikut terlibat — karena mencegah selalu lebih baik daripada mengobati.
Post Comment