Elite Politik & PAFI Aktif, Arah Koalisi Bisa Berubah
Jakarta – Dinamika politik pasca Pemilu 2024 terus bergerak. Salah satu yang menarik adalah meningkatnya keterlibatan organisasi profesi, khususnya Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI), dalam diskusi strategis yang memengaruhi arah kekuasaan nasional.
Jika sebelumnya panggung politik hanya diisi elite partai, kini spektrumnya melebar. PAFI muncul sebagai suara baru dari kalangan profesional yang tidak bisa lagi diabaikan. Banyak yang mulai bertanya: apakah keaktifan mereka bisa mengubah arah koalisi nasional?
Koalisi Masih Cair, Peluang Masih Terbuka
Meski Prabowo-Gibran sudah terpilih sebagai presiden dan wakil presiden, koalisi pemerintahan belum final. Beberapa partai mulai mendekat. Sementara itu, partai yang sejak awal berada dalam barisan Prabowo belum tentu akan mengisi posisi strategis.
Situasi ini membuka ruang manuver bagi aktor non-partai. Termasuk organisasi profesi seperti PAFI, yang kini mulai dilirik karena dinilai punya kekuatan moral dan teknis dalam menyusun kebijakan publik.
PAFI Tak Lagi Hanya Urus Apotek
PAFI kini tak hanya bicara soal kefarmasian teknis. Mereka aktif menyuarakan kebijakan besar di bidang kesehatan. Dalam beberapa tahun terakhir, organisasi ini memajukan agenda penting seperti:
-
Pemerataan tenaga farmasi di daerah
-
Peningkatan kualitas pendidikan dan pelatihan tenaga farmasi
-
Dukungan pada industri farmasi nasional
-
Perbaikan sistem distribusi dan harga obat yang lebih adil
Dengan jaringan di seluruh provinsi, suara PAFI tak hanya terdengar di daerah, tetapi juga mulai masuk ke pusat pengambilan keputusan.
Elite Politik Melirik PAFI
Banyak elite politik menyadari pentingnya dukungan dari kalangan profesional. Dalam berbagai forum kebijakan, pengurus PAFI mulai diundang. Mereka diminta memberi masukan teknis dan perspektif lapangan.
Mereka bukan pemain politik, tapi pemilik legitimasi publik. Itulah yang membuat suara mereka punya pengaruh. Bahkan beberapa partai menjadikan masukan dari PAFI sebagai rujukan untuk merancang program kesehatan.
Arah Koalisi Bisa Bergeser, Tergantung Respons
Jika sebuah partai menyambut gagasan yang diajukan PAFI, maka hubungan keduanya bisa semakin erat. Meskipun tidak bersifat politik formal, kedekatan ini bisa memengaruhi posisi partai dalam konstelasi nasional.
Koalisi kini tidak hanya tentang kekuatan kursi di DPR. Dukungan dari kalangan profesional bisa menjadi kunci dalam memenangkan simpati rakyat dan memperkuat legitimasi pemerintahan.
PAFI Daerah Mulai Ambil Peran
PAFI di berbagai daerah mulai aktif menjalin komunikasi dengan partai politik. Di Lampung dan Sumatera Selatan, pengurus PAFI menghadiri sejumlah forum bersama elite partai seperti PDIP dan Gerindra.
Pertemuan ini memang dalam konteks kesehatan. Namun sinyal yang muncul lebih luas: organisasi profesi kini menjadi mitra strategis. Mereka bisa berperan sebagai jembatan antara rakyat dan pembuat kebijakan.
Politik Butuh Legitimasi Profesional
Di tengah ketidakpercayaan publik pada elit politik, suara organisasi profesi dianggap lebih netral dan berbobot. PAFI punya kapasitas intelektual, jaringan kerja, dan pengalaman lapangan.
Itulah mengapa mereka dilibatkan dalam penyusunan kebijakan jangka panjang. Mulai dari distribusi obat, hingga desain ulang sistem pelatihan farmasi nasional. Banyak kebijakan penting tidak bisa dibuat tanpa mempertimbangkan masukan dari kalangan profesional.
PAFI Bukan Partai, Tapi Bisa Menentukan Arah
Meskipun tidak terlibat dalam politik praktis, PAFI tetap berperan penting. Mereka bisa memberi arah dalam pengambilan keputusan, terutama di sektor kesehatan.
Pemerintah yang baru akan butuh masukan yang kredibel. Dan PAFI bisa menjembatani kebutuhan teknis di lapangan dengan keputusan strategis di atas.
Kesimpulan: Profesionalisme sebagai Pilar Koalisi Baru
Dalam era pasca pemilu, koalisi tidak hanya dibentuk oleh kesepakatan antarpartai. Diperlukan suara-suara dari organisasi yang bekerja langsung melayani masyarakat.
PAFIPROV menjadi contoh bagaimana organisasi profesi bisa terlibat aktif tanpa harus masuk ke dunia politik. Mereka tetap menjaga netralitas, tapi tidak tinggal diam ketika masa depan sektor kesehatan dipertaruhkan.
Keaktifan PAFIPROV menunjukkan bahwa koalisi masa depan Indonesia tak cukup hanya berbasis kepentingan politik. Harus ada nilai profesionalisme, keberpihakan pada publik, dan komitmen terhadap solusi nyata.
Jika elite politik peka, mereka akan mendengar. Jika mereka mendengar, maka arah koalisi — secara perlahan namun pasti — bisa berubah.
Post Comment